Kisah Ashabul Ukhdud
Sebagaimana yang di firmankan Allah SWT dalam surat AL-BURUUJ ayat 4 - 8, yang bercerita tentang pembantaian orang-orang yang beriman dalam suatu negeri. Insyaallah di bawah ini adalah kisah singkat Ashabul Ukhdud tersebut berdasarkan kabar dari Rosulullah SAW.
Ada suatu negeri yang dipimpin oleh seorang raja. Dan dalam memimpin negerinya sang raja mempunyai satu orang tukang sihir (bisa dikatakan penasehat spiritual) yang bertugas memberi bantuan kepada raja untuk mempertahankan kekuasaannya dari segala ancaman dengan kekuatan sihirnya.
Suatu hari sang penyihir berkata kepada sang raja: “sesungguhnya aku sudah berusia lanjut, maka utuslah kepadaku seorang pemuda yang akan mewarisi ilmu sihirku, yang akan menggantikan aku”. Lalu sang raja memenuhinya dan dia mengutus seorang pemuda yang bernama Ghulam.
Dalam perjalanan menuju rumah sang penyihir, Allah mempertemukan Ghulam dengan seorang Rahib (istilah utk orang yang beriman kepada Allah SWT saat itu) yang tidak lain adalah mantan penasihat raja terdahulu. Kemudian berbincang2lah keduanya. Sang rahib menceritakan kepadanya tentang Allah. Ia memerintahkan supaya si Ghulam beriman kepada Allah. Ghulam pun terpukau mendengar dakwah yang diberikan oleh sang rahib. Ia belum pernah mendengar dakwah seperti ini sebelumnya. Setelah selesai bebicara dengan sang rahib kemudian ia berangkat menuju ke rumah sang penyihir. Demikian setiap hari sehingga ia terlambat sampai ke rumah sang penyihir.
Dikarenakan keterlambatannya tadi akhirnya Ghulam mendapat hukuman dari sang penyihir yaitu berupa pukulan. Demikian setiap hari. Dan Ghulam menceritakan kepada sang rahib tentang hukuman yang ia terima dari sang penyihir. Lalu sang rahib berkata: “jika sang penyihir bertanya kenapa kamu terlambat datang, katakan saya terlambat keluar dari rumah dan jika keluargamu bertanya kenapa terlambat pulang, katakan saya terlambat keluar dari rumah sang penyihir.
Suatu hari, ketika dalam perjalanan menuju rumah sang penyihir, Ghulam menjumpai ada seekor daabbah (binatang yang berkaki empat dan berbadan besar) di tengah jalan yang menghalangi setiap yang lewat. Kemudian ia mengambil sebuah batu (yang ukurannya tidaklah besar) kemudian berdo’a: “ya Allah jika perkataan sang rahib itu lebih benar dan lebih baik dari pada perkataan sang penyihir, maka bunuhlah binatang ini yang menghalangi orang-orang untuk lewat”. Kemudian ia lemparkan batu itu ke arah daabbah tadi, dan daabbah tadipun mati seketika.
Kemudian Ghulampun menceritakan kejadian yang dialaminya tersebut kepada sang rahib, dan sang rahibpun berkata: “hari ini kamu lebih utama dari pada aku, dan ketahuilah bahwa kamu akan diuji dengan cobaan atau musibah, dan apabila kamu tertimpa siksaan dari orang-orang yang tidak suka, maka jangan katakan kepada mereka dimana aku berada”. Kemudian Ghulampun berdo’a kepada Allah supaya diberi kekuatan yaitu kemampuan untuk memyembuhkan penyakit, dan Allahpun mengabulkan permintaan Ghulam tersebut. Ghulam mampu menyembuhkan berbagai penyakit seperti kusta, supak, kolera, kebutaan baik sejak lahir maupun setelah dewasa.
Tidak lama kemudian sang penasihat rajapun mendengar perihal kehebatan ghulam tersebut. Sang penasehat raja yang menderita penyakit kebutaan tersebut menjumpai Ghulam dan berkata: “ Wahai pemuda sesungguhnya engkau telah mempunyai kekuatan sihir yang sangat besar, engkau telah mampu menyembuhkan berbagai penyakit, maka sembuhkanlah aku”. Kemudian sang penasihat raja memberikan sejumlah uang kepada si Ghulam seraya berkata: “ jikalau engkau berhasil menyembuhkan aku, maka akan aku beri dua kali lipat dari jumlah ini.”. Kemudian Ghulam berkata: “ Sesungguhnya aku ini manusia biasa, aku tidak dapat menyembuhkan penyakit, tetapi Allahlah yang memberi kesembuhan. Dan sekiranya engkau beriman kepada Allah dan aku berdo’a kepada Allah untuk kesembuhanmu, niscaya kamu akan sembuh dari penyakitmu itu.” (ternyata rahasianya terdapat pada do’a ghulam, bukan obat atau ruqyah yang ia bacakan). Kemudian penasihat raja tersebut beriman kepada Allah dan sembuhlah matanya.
Setelah itu penasihat rajapun kembali menghadap raja. Sang raja pun terkejut melihat penasihatnya yang dulu buta kini sudah dapat melihat kembali. Dan rajapun bertanya di mana penasihatnya berobat. Sang penasihat pun menceritakan tentang kehebatan si Ghulam, pemuda yang pernah diutusnya untuk belajar kepada tukang sihir. Kemudian sang raja berkata kepada sang penasihat: “ sungguh hebat kekuatan sihir si Ghulam”. Dan penasihat tersebut berkata kepada sang raja: “sesungguhnya bukan pemuda tersebutlah yang hebat, ia hanya manusia biasa tetapi yang menyembuhkan adalah Allah Rabbku dan Rabb kamu”. Sang raja kaget mendengar perkataan sang penasihat dan dia bertanya “ apakah kamu mempunyai Tuhan yang lain selain aku?”. Sang pensihat berkata: “sesungguhnya Allah lah Tuhanku dan Tuhanmu”. Kemudian sang rajapun memenjarakan sang penasihat.
Setelah itu sang rajapun menemui si Ghulam seraya berkata:” wahai pemuda, sesungguhnya aku telah mendengar tentang kehebatanmu yang mampu menyembuhkan berbagai penyakit”. Dan Ghulam kembali berkata:” wahai raja sesungguhnya aku ini manusia biasa, aku tidak mampu menyembuhkan siapapun, akan tetapi Allahlah yang menyembuhkan”. Kemudian sang raja berkata kepada ghulam:” wahai pemuda sesungguhnya aku mengutusmu untuk belajar ilmu sihir kepada sang penyihir, tetapi kamu malah belajar ilmu tauhid, kepada siapa engkau belajar?”. Ghulam tidak mau menunjukan siapa yang mengajarkan ilmu tauhid kepadanya. Kemudian sang raja pun memerintahkan supaya si ghulam disiksa. Ghulam tetap tidak mau menunjukkan siapa yang mengajarkannya.
Kamudian raja memanggil sang penasihat raja, kemudian sang raja meminta supaya sang penasihat meninggalkan keyakinannya, tetapi sang penasihat tidak mau. Kemudian sang raja menyiksanya dan akhirnya membunuhnya di depan Ghulam. Raja kemudian meminta hal serupa kepada si ghulam, tetapi Ghulam tidak mau, ghulampun disiksa sanpai akhirnya Ghulampun menunjukkan siapa yang mengajarkan ilmu tauhid kepadanya.
Kemudian rajapun mencari rahib yang tidak lain adalah mantan penasihat raja terdahulu. Setelah ia menjumpai sang rahib, rajapun meminta kepada rahib supaya meninggalkan keyakinannya tersebut. Sang rahib menolaknya, kemudian ia disiksa dan dibunuh.
Rajapun kembali kepada Ghulam dan memintanya supaya meninggalkan keimanannya, tapi Ghulam tetap menolak. Kemudian raja memerintahkan prajuritnya supaya membawa Ghulam ke atas puncak gunung yang tinggi dan melemparkannya. Setelah sampai ke puncak gunung Ghulam berdo’a kepada Allah, “ Ya Allah lindungilah aku dari niat jahat mereka terserah kepada Engkau bagaimana caranya”. Kemudian tiba-tiba dengan perintah Allah gunungpun berguncang hebat sehingga berjatuhanlah para prajurit tersebut dan hanya Ghulam yang selamat.
Ghulampun kembali kepada raja. Rajapun terkejut melihat ghulam yang masih hidup. Kemudian raja kembali memrintahkan prajuritnya menangkap Ghulam. Kali ini raja berusaha membunuh Ghulam dengan cara menenggelamkannya. Akhirnya ghulampun dibawa ke tengah laut, dan setibanya di laut Ghulampun kembali berdo’a “ Ya Allah lindungilah kau dari niat jahat mereka, terserah kepada Engkau bagaimana caranya”. Kemudian dengan perintah Allah lautpun berguncang hebat sehingga kapal yang ditumpangi terbalik dan menggelamkan para prajurit dan hanya Ghulam saja yang selamat.
Ghulampun kembali menemui raja, sang raja kembali terkejut dan bertanya kemana semua prajuritku. Ghulampun berkata: “ sesungguhnya mereka semua telah mati”.
Kembali ghulam berkata:” jikalau memang benar anda menginginkan kematianku, maka kumpulkanlah semua penduduk negeri ini di lapangan, kemudian ikatlah aku dan ambillah anak panah dari sarung panahku dan bidiklah tepatdi kepalaku dan katakanlah “Bismillahi Rabbil Ghulam (dengan nama Allah tuhannya Ghulam)” sambil melepaskan anak panah”. Kemudian raja melakukan petunjuk Ghulam dan dilihat oleh semua penduduk negerinya. Anak panah pun melesat dan menancap tepat di kening Ghulam, dan Ghulampun memegang keningnya dan akhirnya meninggal. Melihat kejadian tersebut seluruh penduduk negeri tersebutpun beriman kepada Allah. Akhirnya apa yang dikhawatirkan raja terjadi juga, seluruh penduduk negerinya beriman kepada Alllah.
Karena sangking marahnya, raja pun memerintahkan para prajuritnya untuk membuat Ukhdud yaitu parit yang lebar dan panjang yang membatasi penduduk negerinya dengan kerajaannya. Kemudian ia menyalakan api di dalam parit tersebut dan memerintahkan siapa saja yang beriman kepada Allah untu masuk ke dalam parit tersebut. Satu persatu penduduk negeri itu memasukinya dengan ikhlas hanya untu memperttahankan kemanannya yang teguh terhadap Allah. Kemudian sampailah kepada penduduk yang terakhir, yaitu seorang wanita yang menggendong anaknya yang masih bayi, ia nampak ragu untuk memasukinya, kemudian bayinyapun berkata: “wahai ibuku janganlah kamu ragu kebenaran Allah”, akhirnya ia memasukinya bersama bayinya.
Demikianlah kisah Ashabul Ukhdud yang diabadikan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Buruuj ayat 4 – 8. Wallhua’lam. Wahai saudaraku seaqidah, dari kisah di atas dapat kita ambil kesimpulan begitu sangat berharganya Iman kepa Allah dibandingkan dengan apapun di dunia ini sekalipun nyawa taruhannya. Marilah kita perbaiki diri kita, iman kita, amalan kita karena hanya iman dan amalan sholihlah yang akan jadi bekal kita di akhirat kelak. Semoga Allah menjadikan kita orang yang teguh dan istiqamah di atas keimnan. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar