Ga ada manusia yang bisa hidup sendiri. Sehebat apapun dirinya. Setinggi
apapun gelar pendidikannya. Tiap orang pasti butuh yang namanya sahabat.
Mungkin kita sendiri ga sadar, kapanpun dan dimanapun kita berada, kita
musti ingin berinteraksi dengan orang-orang di sekitar kita. Kita ga
akan mau dicuekin gitu aja. Dikacangin, apalagi ditinggalin. Soalnya
kentut sembarangan sih, bauk tauk..!!. Kaciyan tuh. Mau kita sih, pengen
interaksi ama siapa aja, baik ama tukang koran, tukang sayur, atawa
tukang ledeng, tapi yang pasti jangan mau ngomong ama tukang tipu. Hehe.
Ini normal kok. Karena itu udah jadi fitrah manusia. Ga akan bisa kita
hindari.
Nah, model saling ungkap kata dan interaksi inilah yang bisa merajut
benang pertemanan, persahabatan, atau bahkan rasa cinta. Ya, kata-kata
memang sakti banget. Lebih manjur dari batu celupnya Ponari atau tongkat
sihirnya Harry Potter. Wacaow. Awalnya simpel. Tinggal saling cerita,
saling umpan kalimat, dan akhirnya nyambung deh. Nah, mayoritas
persahabatan diawali dengan untaian kata-kata yang saling konek satu
sama lain. Bukanlah pertemanan sejati kalo dimulai dengan harta atau
kedudukan. Semisal kong kalikong dari orang yang mau jadi caleg, koalisi
parpol atau ndusel ama orang yang dapat warisan seluas lumpur lapindo.
Buseet…
Selain itu, banyak diantara kita yang dapat teman dari tempat yang
sering ditongkrongin. Kalo kita biasa kumpul ama anak-anak gank, rekan
kita juga bakal didapat dari sana. Demikian juga kalo kita sering
bergaul ama anak-anak rohis, atau SKI. Pasti fotokopian kita, juga akan
diperoleh dari sana. Jadi ga salah ketika Rasulullah bilang, kalo sifat
seseorang ga akan jauh beda dengan sifat temannya. Ibarat pinang dibelah
dua. Udah klop satu sama lain. Seperti cermin, satu orang adalah
bayangan bagi yang lain. Bagaikan dua sisi mata uang, yang ga bisa
dipisahkan. Nah, begitulah gambaran seorang sahabat. Baik atau tidaknya
perilaku kita, langsung atau enggak, bisa nular dari sahabat. So,
hati-hati lho kalo mau nyari sahabat. Jangan asal comot, bisa nggigit
nanti. Emangnya kucing dalam karung!! Lho, jangan salah, ga sedikit
rekan kita yang kejebak di lembah hitam gara-gara rekannya. Dan banyak
juga sobat yang bisa sadar dan kembali ke jalan Allah karena sahabatnya.
Jadi, boleh dibilang, kalo sahabat itu punya peran yang amat besar dalam
hidup kita. Sehingga pencarian seorang sahabat sejati, ga salah bila
kudu kita ungkap dan telusuri. Supaya kita ga salah langkah nanti. Oke deh…
Tips Bersahabat Ria
Punya sahabat adalah kebahagiaan yang tiada tara. Apalagi buat remaja,
sahabat punya makna yang ga ternilai. Karena dengan sahabat, berarti
kita sudah menemukan kepercayaan dan pengertian. Soalnya, kepercayaan
dan pengertian, ga akan mampu kita bagi selain dengan sahabat sejati.
Banyak banget lho kisah persahabatan yang terungkap di layar lebar, yang
nunjukin kalo arti sahabat itu sangat bermakna. Sahabat bisa berjumlah
banyak seperti Laskar Pelangi. Namun ada juga yang bisa dihitung hanya
dengan telunjuk alias satu doang, seperti Abdel dan Temon. Malahan,
masyarakat barat menganggap hewanlah sahabat sejati manusia. Seperti
anjing dan kucing. Soalnya ga rewel dan ga ngomelan kali ya…(ye,
emangnya anjing bisa ngomel apa??).Tapi ada juga yang menggambarkan
sahabat dari dunia lain, seperti Tuyul dan Mbak Yul. Wacaow, ini sih
kalo mau curhat repot, soalnya ga ada nomor hpnya …(hehehe).
By the way, seklumit contoh tadi selayaknya udah menggugah kita tentang
pentingnya sahabat (ye…nidji bangeet). Dan, karena kita seorang muslim,
untuk mendapatkan kriteria sahabat yang tepat, kita kudu ngikut gimana
Rasulullah SAW ngasih contoh. Ga asal ambil aja. Mentang-mentang tampang
bening dan tajir, eh…mau kita jadi sahabat. Sedang kalo orangnya romusa
alias rombongan manusia susah, ogah banget kita berteman ama mereka.
Waduh sobat, ini kekeliruan besar yang kudu kita benahi bersama. Nah,
supaya ga salah langkah lagi, monggo tips di bawah ini dibaca:
1. Sahabat sejati diupayakan yang sama akidahnya alias muslim atau
muslimah. Bukannya kita mau ngungkit perbedaan SARA. Tapi inilah yang
dicontohkan Islam. Soalnya, sebagian besar sahabat itu ngerti kebiasaan
rekannya mulai dari tidur sampe tidur lagi. Belum lagi kebiasaan sahabat
bisa aja nular ke kita secara langsung. Bayangin aja, kalo best fren
kita bukan muslim, trus ga biasa sholat. Bisa-bisa nanti kita ketularan
ga ngerjain sholat juga tuh. Nah, inilah yang dikuatirkan kalo yang kita
jadikan sahabat itu adalah rekan yang berbeda iman. Untuk hal ini
Rasulullah SAW udah ngingetin kita, ”Orang itu mengikuti agama teman
dekatnya; karena itu perhatikanlah dengan siapa ia berteman dekat.” (HR
Tirmidzi). Selain itu Allah SWT udah berfirman, ”Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang
yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya
(menimbulkan) kemudharatan bagimu.” (TQS. Ali-Imran: 118)
2. Sahabat sejati usahakan yang sesama jenis kelamin. Kalo cewek ya ama
cewek. Demikian juga yang cowok, kalo mau cari teman lengket, ya kudu
sama-sama cowok juga. Bukan berarti kita nggiring kamu supaya suka
sesama jenis lho.Wekk...byor. Bukan maksud kita supaya kamu ga bisa
berteman dengan lawan jenis. Tapi tujuan kita, biar kamu ga kejerumus ke
dalam lembah pacaran bahkan perzinahan. Soalnya, ga dikit lho cowok yang
awalnya bersahabat dengan cewek, eh ujung-ujungnya kena virus merah
jambu. Masih ingat kan kisah Rahul dan Anjali dalam film Kuch Kuch Hotta
Hai. Awalnya saling gengsi dan sahabatan, ealah, akhirnya malah pacaran.
Kalo udah gini, kan kita bakal kena dosa ding. Lagipula banyak banget
batasan pergaulan antara pria dan wanita dalam Islam. Khususnya yang
belum jadi mahram kita. Dan semuanya, kudu kita patuhi rambu-rambunya.
Kalo kamu masih maksa pengen sahabatan ama lawan jenis, lebih baik ijab
kabul aja dulu ama dia, alias nikah. Gimana..berani ga??!
3. Carilah sahabat yang mau diajak ke jalan kebaikan. Artinya kamu kudu
cinta dia karena Allah, dan benci dia juga karena Allah. Bukan rekan
kamu, kalo dia malah ngajak kamu berbuat dosa dan maksiat. Semisal, ada
teman kamu satu kelas yang ngajak ngedrugs atau bolos bareng-bareng.
Kalo ada yang nolak, dia bakal nganggep orang tadi bukan sahabatnya.
Buseeet..Kalo seperti ini yang dimaksud persahabatan, bumi bisa kacau
fren. So, kalo ada teman kita yang seperti itu, diingatkan aja. Ga usah
takut dibenci lah, dijauhi lah, dianggap kuper lah...Karena itu hanya
anggapan dia sesaat doang. Lagipula, kalo kita biarin dia berbuat
maksiat, justru sebenarnya kita ga care ama dia. Ga peduli ama dia. Ga
sayang dengan dia. Ga salah kalo kita simak ucapan Ali bin Abi Thalib
r.a, “Berikanlah perhatian kepada sahabatmu, karena mereka menjadi bekal
kalian di dunia dan di akhirat. Tidakkah kalian mendengar tangisan
manusia di dalam api neraka?”.
4. Oya, yang terakhir dari tips kita adalah, carilah best friends yang
saling mengutamakan dan mengerti satu sama lain. Tentunya standar yang
kita pake adalah aturan Islam. Ini penting lho, soalnya yang namanya
ikatan sesama manusia ga ada yang mulus, terkadang longgar dan kadang
setel kenceng. Disinilah letak pengertian antar rekan. Termasuk di
dalamnya adalah saling menutup aib rekannya yang lain. Kekurangan
sahabat kita, yang memang ga perlu diungkap, jangan diomongin ke orang
lain. Bisa-bisa sekolah kita jadi media infotainment dadakan. Karena,
aib rekan, kita gosipin kemana-mana. Kalo bisa, ingatkan aja dia
terus-menerus, sampe dia sadar dan kembali berbuat baik, jangan diobral,
nanti minta diskon lagi...(eit shopping kali...).
Untuk yang satu ini, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang
menyembunyikan (aib) seorang muslim, maka Allah akan menyembunyikan
(aibnya) di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba yang
gemar menolong saudaranya.” (HR. Muslim).
Jadi Best Friend, Ga Gampang
Sobat, kata orang, mudah untuk mencari teman kala tertawa, tapi sulit
mendapat teman kala menangis. Ya, kalo kita pengen jadi teman sejati
orang lain, seharusnya kita paham apa hak dan apa kewajiban kita pada
dirinya. Kita memang berhak dihormati dan dihargai, tapi jangan lupa,
teman kita juga punya hak yang sama dari kita. Dalam kitab Ihya
Ulumuddin, Al Ghazali menuangkan tulisannya, “Tidaklah seorang menemani
sahabatnya, meskipun hanya sesaat di siang hari, kecuali ia akan ditanya
(tentang tanggung jawabnya) dalam persahabatan itu, apakah dia
melaksanakan hak-hak Allah atau mengabaikannya.” Supaya kita ngerti, apa
hak dan kewajiban kita atas sahabat kita tadi, mau ga mau, kita kudu
belajar Islam. Karena hanya dengan belajar Islam, kita bisa menjadikan
sebuah persahabatan menjadi indah dan barokah. Asyik kan..
Dikala teman kita mendapat kegembiraan, kita kudu berupaya mengingatkan
dia supaya ga larut dalam euforia, dan lebih banyak bersyukur pada
Allah. Semisal, kalo teman kita tadi mendapat rizki yang melimpah,
seyogyanya kita ngingetin dia untuk berzakat dan berinfaq. Demikian pula
kalo rekan kita mendapat musibah, sebagai seorang sahabat, kita kudu
sharring ama dia dan ngomong, kalo segalanya berasal dari Allah dan akan
kembali pada-Nya. Dan jangan lupa, kita juga harus membangkitkan lagi
semangatnya.
Seklumit kisah tentang sahabat yang kita tulis disini, moga jadi titik
awal kita untuk bersahabat secara benar dan syar’i. Lagi-lagi kita ga
bosan untuk ngingatin diri kita dan sobat semua untuk belajar Islam.
Karena disinilah pangkal dari semua kebaikan. Kalo sobat udah mulai
belajar Islam, maka istiqomahlah. Jangan mandeg di tengah jalan. Kalopun
di dunia kita ga bisa ketemu dan menjadi teman baik, moga kita semua
nanti bisa bertemu di surga dan jadi sahabat sejati disana. Amin
Send from Naniek MA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar