Assalamualaikum wr. wb.

Assalamualaikum wr. wb.

Selamat Datang semua.... smoga Blog ku ini bermanfaat & di sukai........


Kamis, 22 April 2010

Cinta & Sahabat

Satu hari CINTA & sahabat berjalan dalam kampung…


Tiba-tiba CINTA terjatuh dalam telaga…

Kenapa??

Kerena CINTA itu buta…

Lalu SAHABAT pun ikut terjun dalam telaga…

Kenapa??

Kerena… SAHABAT akan buat apa saja demi CINTA !!

Di dalam telaga CINTA hilang…

Kenapa??

Kerena… CINTA itu halus,

mudah hilang kalau tak dijaga,

sukar dicari apa lagi dalam telaga yang gelap…

Sedangkan SAHABAT masih lagi tercari-cari dimana CINTA & terus menunggu..


Kenapa??
Kerana… SAHABAT itu sejati & akan kekal sebagai SAHABAT yang setia…
so, hargai lah KAWAN kita selagi kita terasa dia BERARTI….
Walau kita punya couple , SAHABAT tetap yang paling setia.
Walau kita punya harta banyak, SAHABAT tetap yang paling berharga.
Kirim ke semua SAHABAT anda dan lihat brapa banyak SAHABAT yang sayang kepada anda !!!!!!!!!!!!

frenz never break……. …….

share from Naniek MA

About Love

Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah para kurcaci yg mengemban tugas sesuai namanya masing2. Ada Kurcaci Cinta, K. Kesedihan, K. Kekayaan, K. Kegembiraan, K. Kecantikan, dll.

Suatu ketika, datang badai yg menghempas pulau kecil itu. Air laut tiba2 naik & akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau berusaha utk cepat2 menyelamatkan diri.

Kurcaci Cinta sangat kebingungan sebab ia tdk dpt berenang & tak memiliki perahu. Ia berdiri dia atas batu karang di tepi pantai, mencoba mencari pertolongan. Sementara itu, air makin naik & membasahi kaki Cinta.

Tak lama kemudian, Cinta melihat Kekayaan sdg mengayuh perahu.

"Kekayaan!Kekayaan!Tolong aku" teriak Cinta.

"Aduh! Maaf, Cinta!" Kata Kekayaan, "Perahuku telah penuh dgn harta bendaku.

Aku tak dpt membawamu serta, nanti perahu ini akan tenggelam. Lagipula, tak ada tempat lagi bagimu diperahuku ini."

Kekayaan lalu cepat2 mengayuh perahunya.

Cinta sedih sekali. Kemudiaan, dilihatnya Kegembiraan lewat dgn perahunya.

"Kegembiraan! Tolong aku! Teriak Cinta.

Namun, Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tdk mendengar teriakan Cinta.

Air semakin tinggi, membasahi Cinta sampai ke pinggang & Cinta semakin panik.

Tak lama kemudian, lewatlah Kecantikan.

"'Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!" teriak Cinta.

"Wah, Cinta kamu basah & kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yg indah ini," sahut Kecantikan.

Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menanggis terisak-isak.

Saat itu, lewatlah Kesedihan.

"Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamu," pinta Cinta.

"Maaf, Cinta. Aku sdg sedih & aku ingin sendirian saja....."Jawab Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya.

Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik & akan menenggelamkannya.

Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara.

"Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!"

Cinta menoleh ke arah suara itu & melihat seorang tua dgn perahunya. Cepat-cepat Cinta naik perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya. Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta & segera pergi lagi.

Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tdk mengetahui siapa orang tua yg telah menyelamatkannya itu.

Cinta segera menanyakannya kpd seseorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu.

"Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu," : jawab orang itu.

"Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman2 yg mengenalkupun enggan menolongku, " tanya Cinta keheranan.

"Sebab," kata orang itu, " Hanya Waktulah yang tahu berapa nilai Cinta sesungguhnya......"


Renungan:

Waktu akan menguji Cinta. Kesungguhan cinta sejati seseorang akan terlihat seiring waktu yg berlalu. Apakah semakin bertumbuh atau justru semakin pudar?

Kekayaan, Kegembiraan, Kesedihan apalagi Kecantikan suatu saat dapat menghilangkan perasaan Cinta, tetapi tdk demikian dengan Waktu.

Banyak orang yang mencintai hanya karena kekayaan atau kecantikan. Tapi seiring dgn waktu, saat kekayaan atau kecantikan itu hilang, cintapun surut. Begitu juga dengan kegembiraan maupun kesedihan.

Cinta bisa mendatangkan kegembiraan sekaligus kesedihan.

Tetapi, semuanya juga teruji oleh waktu.

Seberapa lama cinta bisa membawa kegembiraan? Atau sebaliknya, berapa lama cinta bisa menyembuhkan kesedihan?

Hanya waktu yang dapat mengukur keabadian cinta.

Dan, dengan waktu pulalah kita bisa menghargai cinta.

GOD BLESS YOU ALL

sumber : unknown

Send from Naniek MA

Persahabatan

Ga ada manusia yang bisa hidup sendiri. Sehebat apapun dirinya. Setinggi

apapun gelar pendidikannya. Tiap orang pasti butuh yang namanya sahabat.

Mungkin kita sendiri ga sadar, kapanpun dan dimanapun kita berada, kita

musti ingin berinteraksi dengan orang-orang di sekitar kita. Kita ga

akan mau dicuekin gitu aja. Dikacangin, apalagi ditinggalin. Soalnya

kentut sembarangan sih, bauk tauk..!!. Kaciyan tuh. Mau kita sih, pengen

interaksi ama siapa aja, baik ama tukang koran, tukang sayur, atawa

tukang ledeng, tapi yang pasti jangan mau ngomong ama tukang tipu. Hehe.

Ini normal kok. Karena itu udah jadi fitrah manusia. Ga akan bisa kita

hindari.



Nah, model saling ungkap kata dan interaksi inilah yang bisa merajut

benang pertemanan, persahabatan, atau bahkan rasa cinta. Ya, kata-kata

memang sakti banget. Lebih manjur dari batu celupnya Ponari atau tongkat

sihirnya Harry Potter. Wacaow. Awalnya simpel. Tinggal saling cerita,

saling umpan kalimat, dan akhirnya nyambung deh. Nah, mayoritas

persahabatan diawali dengan untaian kata-kata yang saling konek satu

sama lain. Bukanlah pertemanan sejati kalo dimulai dengan harta atau

kedudukan. Semisal kong kalikong dari orang yang mau jadi caleg, koalisi

parpol atau ndusel ama orang yang dapat warisan seluas lumpur lapindo.

Buseet…



Selain itu, banyak diantara kita yang dapat teman dari tempat yang

sering ditongkrongin. Kalo kita biasa kumpul ama anak-anak gank, rekan

kita juga bakal didapat dari sana. Demikian juga kalo kita sering

bergaul ama anak-anak rohis, atau SKI. Pasti fotokopian kita, juga akan

diperoleh dari sana. Jadi ga salah ketika Rasulullah bilang, kalo sifat

seseorang ga akan jauh beda dengan sifat temannya. Ibarat pinang dibelah

dua. Udah klop satu sama lain. Seperti cermin, satu orang adalah

bayangan bagi yang lain. Bagaikan dua sisi mata uang, yang ga bisa

dipisahkan. Nah, begitulah gambaran seorang sahabat. Baik atau tidaknya

perilaku kita, langsung atau enggak, bisa nular dari sahabat. So,

hati-hati lho kalo mau nyari sahabat. Jangan asal comot, bisa nggigit

nanti. Emangnya kucing dalam karung!! Lho, jangan salah, ga sedikit

rekan kita yang kejebak di lembah hitam gara-gara rekannya. Dan banyak

juga sobat yang bisa sadar dan kembali ke jalan Allah karena sahabatnya.

Jadi, boleh dibilang, kalo sahabat itu punya peran yang amat besar dalam

hidup kita. Sehingga pencarian seorang sahabat sejati, ga salah bila

kudu kita ungkap dan telusuri. Supaya kita ga salah langkah nanti. Oke deh…



Tips Bersahabat Ria



Punya sahabat adalah kebahagiaan yang tiada tara. Apalagi buat remaja,

sahabat punya makna yang ga ternilai. Karena dengan sahabat, berarti

kita sudah menemukan kepercayaan dan pengertian. Soalnya, kepercayaan

dan pengertian, ga akan mampu kita bagi selain dengan sahabat sejati.

Banyak banget lho kisah persahabatan yang terungkap di layar lebar, yang

nunjukin kalo arti sahabat itu sangat bermakna. Sahabat bisa berjumlah

banyak seperti Laskar Pelangi. Namun ada juga yang bisa dihitung hanya

dengan telunjuk alias satu doang, seperti Abdel dan Temon. Malahan,

masyarakat barat menganggap hewanlah sahabat sejati manusia. Seperti

anjing dan kucing. Soalnya ga rewel dan ga ngomelan kali ya…(ye,

emangnya anjing bisa ngomel apa??).Tapi ada juga yang menggambarkan

sahabat dari dunia lain, seperti Tuyul dan Mbak Yul. Wacaow, ini sih

kalo mau curhat repot, soalnya ga ada nomor hpnya …(hehehe).



By the way, seklumit contoh tadi selayaknya udah menggugah kita tentang

pentingnya sahabat (ye…nidji bangeet). Dan, karena kita seorang muslim,

untuk mendapatkan kriteria sahabat yang tepat, kita kudu ngikut gimana

Rasulullah SAW ngasih contoh. Ga asal ambil aja. Mentang-mentang tampang

bening dan tajir, eh…mau kita jadi sahabat. Sedang kalo orangnya romusa

alias rombongan manusia susah, ogah banget kita berteman ama mereka.

Waduh sobat, ini kekeliruan besar yang kudu kita benahi bersama. Nah,

supaya ga salah langkah lagi, monggo tips di bawah ini dibaca:



1. Sahabat sejati diupayakan yang sama akidahnya alias muslim atau

muslimah. Bukannya kita mau ngungkit perbedaan SARA. Tapi inilah yang

dicontohkan Islam. Soalnya, sebagian besar sahabat itu ngerti kebiasaan

rekannya mulai dari tidur sampe tidur lagi. Belum lagi kebiasaan sahabat

bisa aja nular ke kita secara langsung. Bayangin aja, kalo best fren

kita bukan muslim, trus ga biasa sholat. Bisa-bisa nanti kita ketularan

ga ngerjain sholat juga tuh. Nah, inilah yang dikuatirkan kalo yang kita

jadikan sahabat itu adalah rekan yang berbeda iman. Untuk hal ini

Rasulullah SAW udah ngingetin kita, ”Orang itu mengikuti agama teman

dekatnya; karena itu perhatikanlah dengan siapa ia berteman dekat.” (HR

Tirmidzi). Selain itu Allah SWT udah berfirman, ”Hai orang-orang yang

beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang

yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya

(menimbulkan) kemudharatan bagimu.” (TQS. Ali-Imran: 118)



2. Sahabat sejati usahakan yang sesama jenis kelamin. Kalo cewek ya ama

cewek. Demikian juga yang cowok, kalo mau cari teman lengket, ya kudu

sama-sama cowok juga. Bukan berarti kita nggiring kamu supaya suka

sesama jenis lho.Wekk...byor. Bukan maksud kita supaya kamu ga bisa

berteman dengan lawan jenis. Tapi tujuan kita, biar kamu ga kejerumus ke

dalam lembah pacaran bahkan perzinahan. Soalnya, ga dikit lho cowok yang

awalnya bersahabat dengan cewek, eh ujung-ujungnya kena virus merah

jambu. Masih ingat kan kisah Rahul dan Anjali dalam film Kuch Kuch Hotta

Hai. Awalnya saling gengsi dan sahabatan, ealah, akhirnya malah pacaran.

Kalo udah gini, kan kita bakal kena dosa ding. Lagipula banyak banget

batasan pergaulan antara pria dan wanita dalam Islam. Khususnya yang

belum jadi mahram kita. Dan semuanya, kudu kita patuhi rambu-rambunya.

Kalo kamu masih maksa pengen sahabatan ama lawan jenis, lebih baik ijab

kabul aja dulu ama dia, alias nikah. Gimana..berani ga??!



3. Carilah sahabat yang mau diajak ke jalan kebaikan. Artinya kamu kudu

cinta dia karena Allah, dan benci dia juga karena Allah. Bukan rekan

kamu, kalo dia malah ngajak kamu berbuat dosa dan maksiat. Semisal, ada

teman kamu satu kelas yang ngajak ngedrugs atau bolos bareng-bareng.

Kalo ada yang nolak, dia bakal nganggep orang tadi bukan sahabatnya.

Buseeet..Kalo seperti ini yang dimaksud persahabatan, bumi bisa kacau

fren. So, kalo ada teman kita yang seperti itu, diingatkan aja. Ga usah

takut dibenci lah, dijauhi lah, dianggap kuper lah...Karena itu hanya

anggapan dia sesaat doang. Lagipula, kalo kita biarin dia berbuat

maksiat, justru sebenarnya kita ga care ama dia. Ga peduli ama dia. Ga

sayang dengan dia. Ga salah kalo kita simak ucapan Ali bin Abi Thalib

r.a, “Berikanlah perhatian kepada sahabatmu, karena mereka menjadi bekal

kalian di dunia dan di akhirat. Tidakkah kalian mendengar tangisan

manusia di dalam api neraka?”.



4. Oya, yang terakhir dari tips kita adalah, carilah best friends yang

saling mengutamakan dan mengerti satu sama lain. Tentunya standar yang

kita pake adalah aturan Islam. Ini penting lho, soalnya yang namanya

ikatan sesama manusia ga ada yang mulus, terkadang longgar dan kadang

setel kenceng. Disinilah letak pengertian antar rekan. Termasuk di

dalamnya adalah saling menutup aib rekannya yang lain. Kekurangan

sahabat kita, yang memang ga perlu diungkap, jangan diomongin ke orang

lain. Bisa-bisa sekolah kita jadi media infotainment dadakan. Karena,

aib rekan, kita gosipin kemana-mana. Kalo bisa, ingatkan aja dia

terus-menerus, sampe dia sadar dan kembali berbuat baik, jangan diobral,

nanti minta diskon lagi...(eit shopping kali...).



Untuk yang satu ini, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang

menyembunyikan (aib) seorang muslim, maka Allah akan menyembunyikan

(aibnya) di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba yang

gemar menolong saudaranya.” (HR. Muslim).



Jadi Best Friend, Ga Gampang



Sobat, kata orang, mudah untuk mencari teman kala tertawa, tapi sulit

mendapat teman kala menangis. Ya, kalo kita pengen jadi teman sejati

orang lain, seharusnya kita paham apa hak dan apa kewajiban kita pada

dirinya. Kita memang berhak dihormati dan dihargai, tapi jangan lupa,

teman kita juga punya hak yang sama dari kita. Dalam kitab Ihya

Ulumuddin, Al Ghazali menuangkan tulisannya, “Tidaklah seorang menemani

sahabatnya, meskipun hanya sesaat di siang hari, kecuali ia akan ditanya

(tentang tanggung jawabnya) dalam persahabatan itu, apakah dia

melaksanakan hak-hak Allah atau mengabaikannya.” Supaya kita ngerti, apa

hak dan kewajiban kita atas sahabat kita tadi, mau ga mau, kita kudu

belajar Islam. Karena hanya dengan belajar Islam, kita bisa menjadikan

sebuah persahabatan menjadi indah dan barokah. Asyik kan..



Dikala teman kita mendapat kegembiraan, kita kudu berupaya mengingatkan

dia supaya ga larut dalam euforia, dan lebih banyak bersyukur pada

Allah. Semisal, kalo teman kita tadi mendapat rizki yang melimpah,

seyogyanya kita ngingetin dia untuk berzakat dan berinfaq. Demikian pula

kalo rekan kita mendapat musibah, sebagai seorang sahabat, kita kudu

sharring ama dia dan ngomong, kalo segalanya berasal dari Allah dan akan

kembali pada-Nya. Dan jangan lupa, kita juga harus membangkitkan lagi

semangatnya.

Seklumit kisah tentang sahabat yang kita tulis disini, moga jadi titik

awal kita untuk bersahabat secara benar dan syar’i. Lagi-lagi kita ga

bosan untuk ngingatin diri kita dan sobat semua untuk belajar Islam.

Karena disinilah pangkal dari semua kebaikan. Kalo sobat udah mulai

belajar Islam, maka istiqomahlah. Jangan mandeg di tengah jalan. Kalopun

di dunia kita ga bisa ketemu dan menjadi teman baik, moga kita semua

nanti bisa bertemu di surga dan jadi sahabat sejati disana. Amin



Send from Naniek MA

Kamis, 08 April 2010

Makna Yang Tergerus Masa

< Cukuplah Allah Sebagai Pelindungku, karena dia sebaik-baik Pelindung,
Semoga Allah selalu menjaga Lisan & Perbuatanku, Amin >

Makna Yang Tergerus Masa

Oleh Aditya

Ada sebuah fenomena unik yang kini sering sekali terjadi di sekitar kita. Tentu kita setidaknya pernah beberapa kali mendengar orang-orang non-muslim begitu akrab dengan kalimat-kalimat Islami dan pujian kepada Allah, seperti Alhamdulillah, Insya Allah, bismillah, dan Assalamualaykum. Mereka dengan spontannya mengucap Insya Allah ketika berjanji. Dengan tanpa beban berucap salam ketika bertemu, mengucap basmallah ketika memulai pekerjaan, atau mengucap hamdalah ketika mendapat kebahagiaan.

Ada beberapa sudut pandang yang bisa kita pakai dalam memaknai fenomena ini. Hal yang harus kita syukuri adalah bahwa umat Islam ternyata sudah akrab dengan kalimat-kalimat Islami ini sehingga orang-orang non-muslim ikut latah menggunakannya dalam kehidupan keseharian mereka secara refleks.

Namun, di satu sisi, ada hal lain yang harus coba kita renungi. Sangat mungkin fenomena ini terjadi karena kita telah kehilangan (atau menghilangkan? ) makna dari kalimat-kalimat Islami yang kita ucapkan tadi. Salam yang memiliki makna begitu besar, kini seperti tereduksi menjadi tanpa beda dengan ucapan selamat pagi, halo, dan seterusnya.

Kalimat Insya Allah pun sekarang telah sering disalahartikan dan disalahgunakan. Seharusnya jika sebuah janji sudah kita labeli dengan kata Insya Allah, yang harus kita lakukan adalah benar-benar berusaha dengan sebaik-baiknya untuk menepatinya. Bukan malah menjadikan kalimat Insya Allah sebagai apologi untuk tidak menepati janji. Ketika ditanya kenapa tidak menepati janji, dengan entengnya kita menjawab : Kan aku bilang, Insya Allah. Kalau nggak jadi ya berarti Allah nggak mengizinkan.

Demikian juga dengan ucapan lainnya seperti hamdalah dan bismillah. Kita mengucapkannya tanpa memahami maknanya, tanpa nyawa. Ucapan dahsyat itu kemudian menjadi mati tanpa makna di ujung bibir kita.

Kalimat mulia yang seharusnya menjadi pembeda kita umat Islam dengan umat non–Islam menjadi tanpa fungsi. Kita tetap tidak punya beda dengan mereka. Sama saja. Mereka juga mengucapkan kalimat-kalimat tersebut tanpa nyawa, tanpa makna. Hamdalah bagi mereka hanyalah kata lain untuk pekikan hore ketika mendapt kebahagiaan. Insya Allah bagi mereka hanyalah sebuah kosakata baru yang cocok ditempatkan sebagai pengiring sebuah janji. Salam bagi mereka hanya sebuah alternatif untuk menyapa. Tanpa nyawa, tanpa makna.

Hal ini jelas bukan suatu hal yang patut dibiarkan begitu saja. Kalimat-kalimat tersebut harus kembali mendapatkan ruh dan nyawanya. Kalimat-kalimat itu harus kembali menjadi pembeda, mejadi karakter umat Islam. Ia harus terucap dari hati yang paham makna, bukan dari hati yang lalai yang membuat kalimat itu hanya sebatas lip service saja, sebuah pemanis bibir.

Kesungguhan kita dalam menggunakan dan memaknai ucapan-ucapan kita akan terlihat jelas. Mana salam yang diucapkan karena kita memang ingin mendoakan keselamatan pada saudara kita, atau sekadar salam basa-basi untuk menyapa supaya terkesan lebih Islami. Kalimat bismillah yang terucap karena ingin mendapat barakah dan kemudahan dari pekerjaan yang akan dilakukan akan terasa berbeda. Ucapan hamdallah ketika mendapat kebahagiaan akan bagitu nyata bedanya jika diiringi tekad untuk menjadikan nikmat itu sebagai sarana untuk memberi kebaikan pada sekitar kita, sebagai bentuk syukur kepada-Nya.

Apa yang keluar dari hati pada kedalaman makna akan menjelma tetes embun pagi yang menyegarkan setiap pendengarnya, yang menentramkan jiwa, yang menghentakkan gelora semangat di dada. Dan itulah ucapan seorang muslim. Setiap kata dari mulutnya adalah mutiara. Tiada keluar dari bibirnya kecuali kata-kata indah berlumur kebaikan. Dan itu pula yang seharusnya menjadi ucapan kita. Bukankah kita muslim?
Sharing dari milis [daarut-tauhiid] dikirim Mohamad hayin m_hayin@yahoo.co.id

Allah Makasih

Ya Allah Tuhan ku yg Maha Penyayang, terima kasih telah kau kabulkan Permohonan ku
Jangan pernah tinggalkan aku Ya Rabb

Cukuplah Allah sebagai penolongku dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung

Doa Memohon Kesembuhan

Setiap orang sakit pasti tidak menginginkan larut dalam deraan rasa sakit yang menimpanya, ia pasti menginginkan dirinya segera sembuh. Maka, dalam rangkan menggapai kesembuhan, setiap orang sakit dituntuk untuk banyak berdoa memohon kesembuhan kepada Allah SWT.


Utsman bin Abul Ash, pernah menderita suatu penyakit yang sangat mengganggunya. Maka diapun mendatangi Rasulullah saw. Ketika Rasulullah saw mengetahui sahabatnya itu sedang sakit, beliupun mengajarinya doa memohon kesembuhan. Beliau bersabda kepadanya, “Letakkanlah tangan kananmu di atas anggota badan yang sakit lalu ucapkanlah:

بِسْمِ اللَّهِ أَعُوذُ بِعِزَّةِ اللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ

BISMILLAHI A'UUDZU BI 'IZZATILLAH WA QUDRATIHI MIN SYARRI MAA AJIDU WA UHAADZIRU (Dengan nama Allah, aku berlindung dengan keagungan Allah dan kekuasaan-Nya dari keburukan yang aku rasakan dan aku hindari), sebanyak tujuh kali (7X)."

Apa yang terjadi kemudian? Alhamdulillah, dengan izin dan kebesaran-Nya, orang tersebut pun sembuh dari penyakitnya. Utsman berkata, “Saya mengucapkan do'a tersebut, sehingga (dengan itu) Allah menyembuhkanku.” (HR. Ibnu Majah). ***

Share dar milis [syiar-islam] dikirim oleh M.Yusuf Shandy, Lc (0813.1344.3456)

Minggu, 04 April 2010

Give Me

Aku mau minta Ya Allah... Bantu aku bagaimana menghadapi ini...
Berikan aku jalan agar dpt menambah penghasilan dg usaha ku atas pertolongan Mu, bukan.... sedekah... karena aku masih kuat, bukan aku bermaksud sombong tp bukankah Engkau lebih menyukai hambaMu yg senantiasa Berusaha bukan yg Meminta2 sedang mereka berkemampuan...
Ya Allah maafkan & ampunilah aku jika permintaan ku ini salah dan keluar dari ajaran Rasul kesayangan Mu
Give me Ya Allah caranya... Krn semua jalan pasti dr Mu Ya Rabb please help me n my problem, don't leave me alone.... coz i can't withaut u My Lord... Amin
.
4 in d'midle of my heart for my Allah, n thx My Rabb